Rabu, 03 Juni 2009

Multiple Intelligence School


Pada dasarnya Multiple Intelligence School (MIS) didesaign dengan sistem sekolah unggul, yang artinya sekolah yang menekankan pada proses belajar, memiliki guru yang profesional, kurikulum modern, dan out come pada lulusan yang memiliki pemahaman, karakter dan budaya fikir kreatif, inovatif dan bermanfaat bagi kehidupan secara luas.

Sehingga pendekatan pengajaran dengan Holistic Brain menjadi pedoman pengajaran, selain kuriklum yang kita gunakan adalah kurikulum modern dari Dinas Pendidikan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan penerapan murni. Mulai input, proses dan output.
Perlu difahami oleh banyak fihak bahwa dengan metodologi dan tehnologi pengajaran berbasis Multiple Intelligence, kami telah mengembangkan sebuah pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang sesuai dengan cara kerja otak sehingga siswa dan guru memiliki tugas dan fungsinya secara optimal, ditambah dengan pendidikan character secara aplikatif dan diawasi dengan seksama oleh team teaching.

Berikut ini adalah konsep dan kurikulum yang akan kami kembangkan di MIS :
1. Pendirian Sekolah Tingkat Basic-Midle-High berbasis Multiple Intelligence.
2. Penerapan Sistem Manajemen Sekolah Unggul berbasis Multiple Intelligence
3. Pendampingan Guru untuk penguasaan Tehnologi Pembelajaran berbasis Multiple Intelligence.
4. Assessment System Education (ASE) dalam bentuk Penilian berasis Portofolio penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ((KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), atau Kurikulum Pemerintah 2006.

to be continue . .

Salaam Great Teacher,

Amin Fa.

Jumat, 29 Mei 2009

PARADIGMA BARU SEKOLAH INTERNASIONAL BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE

1. Sekolah menjadi pusat sumber daya manusia sepanjang hayat.

2. Aktivitas sekolah berdampak langsung terhadap keluarga dan masyarakat sekitarnya.

3. Sistem kurikulum dan manajemen sekolah BOTTOM => UP. Segala yang menjadi kebutuhan masyarakat dan pelajar diangkat menjadi satu bentuk pembelajaran.

4. Setiap pelajaran terintegrasikan dengan 3 mata pelajaran utama, yaitu: · belajar tentang cara belajar. · belajar tentang cara berpikir. · belajar tentang aplikasi kehidupan sehari-hari.

5. Belajar yang menggembirakan, mengasuh, dan berpusat pada siswa.

6. Sekolah menawarkan pilihan sesuai dengan bakat siswa. Berdasar hasil dan kreativitas.

7. Pendekatan belajar holistik, kontekstual dan saling berkaitan.

8. Belajar yang memanfaatkan seluruh otak, multi indera, dan aktif secara fisik.

9. Gambar dan pengalaman konkrit sebagai landasan belajar.

10. Semua siswa dianggap pandai dan semua pelajaran mudah.

11. Guru mengajar dengan Student Talking time, Interactive book, Global analysis dan Heterogen.

12. Guru memberikan informasi berupa pengalaman sebelum sampai konsep.

13. Guru harus mengakui setiap usaha siswa, baik jawaban yang benar maupun yang salah.

14. Prioritas dalam mengajar adalah 20% penyampaian guru dan 80% aktivitas siswa.

15. Pada semua lingkungan ada proses belajar, belajar tidak hanya tidak hanya di dalam kelas.

16. Guru sebagai aktor di dalam kelas yang membuat siswa terkesima dan senang.

17. Guru mengajar menurut gaya belajar siswa dan kecenderungan kecerdasan siswa.


Salaam Great Teacher,

Amin Fa.

Minggu, 24 Mei 2009

PARADIGMA LAMA SEKOLAH MODEL KONVENSIONAL


1. Sekolah hanya menjadi pusat pengajaran mulai jam 7 pagi sampai jam 2 siang.
2. Aktivitas belajarnya tidak mempunyai basis masyarakat.
3. Sistem kurikulum dan manajemen sekolah TOP à DOWN. Semua materi dikemas oleh pusat dan diteruskan ke bawah, sering terjadi kesenjangan antara pelajaran di sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
4. Setiap pelajaran berdiri sendiri dan terpisah dari aplikasi kehidupan sehari-hari.
5. Belajar adalah doktrin, serius, suram, kering, kaku dan berpusat pada guru.
6. Sekolah seperti pabrik, mencetak siswa menjadi ukuran dan bentuk yang sama. Berdasar waktu dan patuh pada petunjuk.
7. Pendekatan belajar linier, mekanistis dan terkotak-kotak.
8. Belajar yang kognitif, verbal, menekankan otak kiri dan pasif secara fisik.
9. Kata-kata dan konsep abstrak sebagai landasan belajar.
10. Ada pembagian pembagian kelas menurut kepandaian siswa (kelas akselarasi)
11. Guru mengajar dengan penyakit DYSTECHIA dengan virus 4T, yaitu : Teacher talking time, Textbook & quite book, Task analysis, Tracking
12. Guru langsung mengajar tentang konsep.
13. Guru hanya mengakui setiap usaha siswa yang benar, tidak dengan yang salah.
14. Prioritas dalam mengajar 80% penyampaian guru dan aktivitas siswa hanya 20%.
15. Lingkungan belajar hanya dalam kelas yang dibatasi dinding dan bangku.
16. Guru menjadi sosok yang harus didengarkan, dituruti perintahnya dan tidak boleh dikritik dan menakutkan.
17. Guru mengajar dengan gaya belajar guru sendiri, siswa harus mengikuti gaya belajar guru dan tidak memperdulikan kecenderungan kecerdasan siswa.

Sabtu, 23 Mei 2009

PENERIMAAN SISWA BARU (PSB) DALAM PERSPEKTIF SEKOLAH BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE.



Sekolah sebenarnya TIDAK BERHAK MENOLAK siswa untuk bersekolah dengan alasan tidak lulus TES MASUK dengan berbagai bentuknya.

Bulan Juni adalah bulan dimana banyak calon siswa mencari sekolah dan mendaftar kesekolah baru. Dari SD ke SMP baru, dari SMP ke SMA/K baru, begitu pula dari Taman Kanak-kanak menuju SD yang baru bagi mereka murid TK. Pemandangan ini umum terjadi di Indonesia.
Dalam proses pendaftaran siswa baru di suatu sekolah memang berbeda –beda cara dan standar penerimaan siswa barunya, namun bisa kita dengar dari para siswa maupun dari wali murid ada diantara mereka yang diterima disekolah barunnya tersebut ada yang menunggu pengumuman lulus tidaknya, dan ada yang langsung ditolak atau tidak diterima, akhirnya terpaksa mencari sekolah baru yang lainnya.
Coba kita bayangkan seandainya murid yang ditolak adalah kita atau anak – anak kita, betapa sedih dan gundah gulana perasaan dan fikiran kita, buat yang sudah diterima disekolah yang ditujunya mungkin tidak akan sepusing orang tua yang anaknya ditolak untuk masuk kesekolah tersebut. Akibat dari penolakan yang kebanyakan alasannya sangat tidak realistis dan masuk akal, dan kebanyakan orang tua pun menerima penolakan tersebut dengan anggapan sudah biasa kalau sekolah menolak muridnya tanpa alasan yang jelas.
Kekecewaan yang lebih dalam akan diderita oleh sang murid, karena dalam fikirannya mereka langsung menuding dirinya sendiri dengan perkataan “dasar memang kamu anak yang tidak mampu”, sejak penolakan dan kekecewaan tersebut sudah terbentuk didalam memori otak si anak, bahwa dirinya adalah anak yang tidak mampu, ini adalah pahatan peristiwa dan kejadian yang menghadirkan pola pikir negatif si anak terhadap dirinya pribadi, ada penolakan terhadap dirinya sendiri, perasaan rendah diri, tidak berharga, dan sekalipun kemudian dia diterima disekolah berikutnya pasti anak akan mencap dirinya sendiri dengan anak yang tidak mampu, sehingga harus menerima kenyataan sekolah disekolah yang menurutnya pribadi, adalah tidak bermutu, alias sekolahan asal – asalan dari pada tidak sekolah.
Pengelompokan anak berdasarkan tes – tes penerimaan siswa baru yang didesain sedemikian rupa agar terjadi yang namanya “Persaingan” sebenarnya tidak perlu terjadi seandainya kita menyadari bahwa sesungguhnya setiap penyelenggaraan sekolah memiliki standarisasi pendidikan yang sama, mulai dari kualitas guru, kurikulum, hingga resource yang digunakan. sehingga seleksi penerimaan siswa baru tidak berbasis tes – tes standar yang tidak memiliki tujuan pendagogig yang jelas dan dikotomi pembagian manusia secara primordial dan tradisional, yaitu anak pandai dan anak bodoh.
Bila paradigma pengelolaan sekolah adalah paradigma sekolah unggul, berarti tidak ada sekolah yang tidak unggul didalam satu distrik atau wilayah kerja kedinasan. Sebab aturannya sudah jelas bial mendirikan sekolah harus dengan standar yang baku yaitu sekolah unggul, agar disuatu masa kedepan masyarakat tidak diombang ambingkan dengan adanya dikotomi sekolah unggul dan sekolah tidak unggul, ya kalau diterima oleh sekolah unggul siswa tidak kecewa, tapi ketika ditolak atau tidak lulus akibatnya kekecewaan yang mendalam seperti ilustrasi diatas akan dialami oleh banyak sisiwa, itu berarti kita sedang melakukan pembantaian massal terhadap masa depan bangsa, yaitu generasi muda harapan bangsa yang patah semangat dan tidak percaya diri.
Dalam urusan mendidik, sebenarnya yang paling menentukan adalah bagaimana mental belajar dan rasa percaya diri yang tinggi bisa ditumbuhkembangkan oleh seorang fasilitator/ guru, sebab dengan modal keberanian dan motivasi diri yang benar akan melahirkan antusiasme belajar dan dapat mewujudkan tujuan yang kuat dalam menilai proses pembelajaran selanjutnya, bila goal dalam belajar telah selesai dipelajari dan dipegang kuat oleh siswa maka, prestasi dalam memahami pelajaran apapun akan memberikan kemudahan bagi dirinya, ini sama artinya siswa diberikan pembelajaran untuk memahami siapa dirinya sebenarnya (Aku Diri), bila kita perhatikan kebanyakan siswa berhasil dikelas karena faktor ini dimilikinya secara pribadi, maka kekuatan diri yang terbangun akan menjadi modal yang baik untuk masa depan pelajar tersebut.
Baiklah kita sudah mau menyepakati pemahaman diatas, itu artinya hal pokok ini jangan dipatahkan, di hancurkan atau dirubuhkan sejak penerimaan siswa baru, apakah hanya dengan cara – cara seperti itu saja yang membuat sekolah sukses mengajar? Kebanyakan sekolah yang penerimaan siswanya menggunakan seleksi kognitif, bukanlah sekolah unggul melainkan sekolah yang inputnya (murid) saja unggul, tetapi kemampuan gurunya tidak pernah ada up grading teaching skill dan meaner –nya, jadi bisa saja kalau guru – guru disekolah tersebut dipindahkan ke sekolah yang underdog akan kelihatan ketidak mampuannya dalam mengajar.
Maka solusi yang tepat bagi sekolah anak bangsa adalah sekolah yang tidak berorientasi unggulnya hanya pada input (murid) melainkan berorientasi pada proses (kemampuan tertinggi gurunya) dalam mendidik siswa dari tidak bisa apa – apa menjadi bisa apa (kompetensi).
Bila ini yang kita inginkan (sekolah berbasis kemampuan-kompetensi) maka hal pokok yang harus diketahui oleh seorang fasilitator dalam mendidik dan mengarahkan kepada kemampuan tertinggi siswanya, harus memiliki skill dalam mengajar dengan tehnologi teaching yang tinggi (high), atau kami biasa menyebut Teaching Technology (tehnologi pengajaran) yang berbasis kemampuan manusia. Dengan tehnlogi ini maka guru dapat membimbing siswa sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya (talenta) dan meningkatkan kemampuan mentalnya dalam proses belajar. Mendidik sampai kepada kemampuan yang memadai adalah tugas mulia yang dipikul oleh seorang fasilitator/ guru, maka untuk memudahkan para fasilitator, mereka harus dibantu dengan sebuah alat riset yang dapat menemukan kecenderungan hal itu, maka teaori Multiple Intelligence telah memberikan arahan untuk melakukan riset MI terlebih dahulu sebelum membuat sebuah strategi dan menerapkan pengajaran bertehnologi tinggi.
Pada proses penerimaan siswa baru, menggunakan riset MI, dengan menggunakan riset ini siswa sudah ditemukan apa kecenderungan tertingginya dan kelak akan dimasukan dalam kelas yang sesuai dengan rumpun kecerdasannya, dan yang lebih penting lagi tidak ada siswa yang mengalami kekerasan mental, kekecewaan yang mendalam dan pembunuhan karakter, sehingga siswa merasa dihormati sebagai manusia dan diberinya keyakinan bahwa mereka memiliki kecerdasan yang dianugrahkan Tuhan untuk mengarungi kehidupan sesuai dengan keinginan dan bakatnya. Tidak adanya penolakan dalam bentuk hasil tes yang tidak jelas manfaatnya, melainkan setelah jumlah bangku dibayar oleh orang tua murid, segera panitia PSB menutup pendaftaran, dan menyatakan jumlah murid sudah terpenuhi, bukan ditolak karena tidak lulus tes.
Akhirnya mari kita segera menyadari dan mau membuka diri untuk merubah cara – cara lama untuk menerima siswa dengan cara menerima siswa apa adanya dan segera meningkatkan kemampuan mengajar pada fasilitator/ guru yang ada. Ingatlah sekolah – sekolah tersebut dibangun untuk mendidik anak – anak kita menjadi orang yang lebih baik pandangan hidupnya dan cara berfikirnya, dibanding kita yang telah berlalu masa kejayaannya.

Salam Great Teacher.
Amin Fa.

Senin, 16 Maret 2009

Apa itu Gaya Belajar ?

Dalam kuliahnya, Bobby de Porter, penulis buku Quantum Teaching, mengatakan bahwa sebenarnya kecepatan otak manusia dalam menerima informasi secepat kita menekan tombol ‘on’ sebuah senter sampai cahaya terpantul di dinding. Dapat dibayangkan betapa cepatnyanya.Ketika dihitung kecepatan informasi masuk ke otak adalah 1.827 km/jam. Artinya apabila guru mengajar bidang studi apapun kepada para siswanya, mestinya materi yang disampaikan mampu dicerna oleh otak kita dengan cepat (quantum). Lalu timbul pertanyaan, kenapa kog sedikit sekali materi pelajaran dapat dimengerti dan ditangkap oleh otak kita.

Ternyata ada penyebab utama hal itu terjadi, yaitu apabila ‘gaya mengajar guru sesuai dengan gaya belajar siswa, maka tidak ada pelajaran yang sulit dan semua pelajaran akan mudah dicerna dan diingat oleh otak’.Artinya ada rumus ajaib yang perlu dipahami guru dan siswa, yaitu ‘GAYA MENGAJAR = GAYA BELAJAR’. Apabila dua gaya ini tidak sesuai, maka lahirlah pelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan.Gaya Mengajar dimiliki oleh guru/ presenter/ penyampai informasi, sedangkan Gaya Belajar dimiliki oleh siswa/ audiens/ penerima informasi. Lalu bagaimana mengetahui gaya belajar masing-masing siswa?

Gaya belajar seseorang adalah cara yang paling mudah sebuah informasi masuk ke dalam otak orang tersebut. Artinya apabila kita mengetahui kecenderungan kecerdasan seseorang dari multiple intelligences-nya (kecerdasan majemuk) maka kita akan mengetahui gaya belajar orang tersebut.Masih menjadi pertanyaan, bagaimana mengetahui kecenderungan kecerdasan seseorang yang mana akan terlihat gaya belajar tersebut?

Jawabannya adalah dengan alat riset yang bernama Multiple Intelligence Research (MIR). Apabila seseorang diriset dengan MIR, maka akan terbaca kecenderungan kecerdasan dan gaya belajarnya, mulai dari skala tertinggi sampai terendah.Hasil MIR ini merupakan data yang sangat penting untuk diketahui oleh guru dan siswanya, agar rumus ajaib

JIKA GAYA MENGAJAR GURU = GAYA BELAJAR SISWA,

MAKA TIDAK ADA PELAJARAN YANG SULIT,

dapat tercapai.

Selasa, 24 Februari 2009

Cuplikan Buku MKSAA

Howard Gardner
Howard Gardner dilahirkan di Scranton, Pennsylvania pada 1943. Orang tua nya telah melarikan diri dari Nürnberg, Negara Jerman pada 1938 dengan putra tertua mereka, Eric. Tepat sebelum kelahiran Howard Gardner'S, Eric dibunuh di dalam suatu kecelakaan kereta salju. Dua peristiwa ini tidaklah dibahas selama masa kanak-kanak Gardner'S, tetapi akan mempunyai suatu dampak yang sangat penting ketika dia melakukan pengembangan dan pemikirannya ( Gardner 1989: 22). Akibat kematian Eric, peluang Gardner untuk aktivitas phisik yang dengan penuh resiko sangat dibatasi, dan tetapi tuntutan terhadap kegiatan intelek dan kreatif sangat didukung. Sebagai akibatnya Howard mulai untuk menemukan 'sejarah rahasia' milik keluarga ( yaitu identitas Yahudi-nya) ia mulai mengenali bahwa ia adalah berbeda dari kedua orang tua dan dari panutan nya.
Orang tua nya ingin mengirimkan Howard ke Phillips Akademi di Andover Massachusetts- tetapi ia menolak. Sebagai gantinya ia pergi ke suatu sekolah yang berkenaan dengan persiapan ke Wyoming Seminari, dekat Kingston, Pennsylvania. Howard Gardner nampak mempunyai peluang ke sana dan untuk menimbulkan minat dan mendapat dukungan beberapa guru yang sangat mampu. Dari sana ia pergi ke Harvard Universitas untuk belajar sejarah sebagai persiapan untuk suatu karier hukum. Bagaimanapun, ia cukup beruntung mempunyai Erikson Eric sebagai guru privat. Didalam kata-kata Howard Gardner'S Erikson mungkin ' yang simpan rapi' ambisi nya untuk menjadi seorang sarjana ( 1989: 23).
Pikiranku sungguh dibuka ketika aku pergi ke Harvard University dan mempunyai kesempatan untuk belajar di bawah bimbingan yang individual dan sebagai ahli analisa jiwa Erik Erikson, sarjana sosiologi David Riesman, dan psikolog teori Jerome Bruner, yang mana mereka sedang menciptakan pengetahuan tentang manusia. Aku membantu untuk penyelidikan tentang kemampuan alami manusia dalam berfikir. ( Howard Gardner yang dikutip oleh Margarin n Sherer 1999).
Howard Gardner'S berminat pada psikologi dan ilmu-ilmu sosial ( disertasi senior nya adalah pada suatu komunitas California baru) dan ia lulus summa cum laude di tahun1965.
Howard Gardner kemudian pergi ke bekerja untuk suatu periode ringkas dengan Jerome Bruner pada MACOS Proyek yang terkenal (' Suatu bahan pengajaran'). Pekerjaan Bruner's, yang terutama sedang dalam proses Pendidikan ( 1960) akan membuat suatu dampak dalam, dan pertanyaan bahwaprogram acara yang diminta akan ditemukan suatu gema pada minat yang Gardner'S yang berikutnya. Selama waktu ini ia mulai untuk membaca pekerjaan Claude Levi-Strauss dan Piaget Jean secara lebih detil. Ia masuk program acara doktoral Harvard'S di tahun 1966, dan di tahun berikut menjadi bagian dari ‘Project Zero’ regu riset pada pelajaran seni ( dengan mana ia telah tinggal dilibatkan memberikan hadiah). Howard Gardner menyelesaikan Phd nya di (dalam) 1971 ( uraian nya adalah pada kepekaan gaya anak-anak). Ia tinggal di Harvard. Di samping sepanjang pekerjaan nya dengan Project Zero ( ia sekarang co-directs nya dengan David Perkins) ia adalah salah satu pemberi ceramah/ dosen ( 1971-1986) dan kemudian profesor di (dalam) pendidikan ( 1986-). buku utama Pertama nya, The Shattered Mind muncul di tahun 1975 dan sudah diikuti sekitar lima belas buku sesudahnya. Howard Gardner sekarang ini Hobbs Profesor dan Pengamatan Pendidikan di Harvard Lulus Sekolah tambahan yang berarti profesor dan Pendidikan ilmu penyakit saraf di Boston Universitas Sekolah Kedokteran.
Project Zero disajikan pada satu lingkungan di mana Howard Gardner bisa mulai untuk menyelidiki minatnya akan pengamatan manusia. Ia meneruskan di (dalam) suatu arah sangat berbeda kepada ceramah yang dominan dihubungkan dengan Piaget dan dengan pengujian psychometric. Project Zero dikembangkan sebagai riset utama untuk pendidikan- dan menyajikan suatu rumah intelektual untuk suatu pengelompokan peneliti penting. Suatu saat/momen kunci datang dengan penetapan dari Proyek pada Potensi Manusia selesai pada 1970an (yang dibiayai oleh Yayasan Bernard van Mengerling) untuk ' menilai status pengetahuan ilmiah mengenai potensi manusia dan perwujudan nya'. Hasilnya adalah buku Frame of Mind ( 1983), merupakan buku Howard Gardner pertama dari statemen teori nya Multiple Intelligence.
Howard Gardner dengan teori multiple intelligence-nya, memandang kecerdasan dari ' kapasitas untuk memecahkan permasalahan atau ke produk budaya' ( Gardner & Hatch, 1989). Ia meninjau literatur [yang] menggunakan delapan ukuran-ukuran atau ' tanda' dari suatu kecerdasan:
1. Pengasingan potensial karena kerusakan otak.
2. Keberadaan orang idiots savants, keajaiban dan individu pengecualian lain.
3. Suatu operasi inti bisa diidentifikasi atau satuan operasi.
4. Suatu sejarah pengembangan membedakan, bersama dengan suatu satuan yang dapat dijelaskan ' end-state' perfomance-nya.
5. Suatu sejarah evolusiner dan hal yang masuk akal evolusiner.
6. Dukungan dari tugas psikologi eksperimen.
7. Dukungan dari penemuan psychometric.
8. Kepekaan untuk menyandi (kode) di (dalam) suatu sistem simbul.
( Howard Gardner 1983: 62-69)

Untuk mendapatkan suatu sebutan Intelligence pada suatu teori harus lebih dulu mencukupi bidang ukuran-ukuran ini dan harus meliputi, sebagai prasyarat, kemampuan untuk memecahkan ' berbagai kesulitan atau permasalahan ' ( ibid.: 60) di dalam pengaturan budaya tertentu. Pembuatan penghakiman tentang ini adalah, bagaimanapun, ' yang mengingatkan kepada lebih banyak suatu penghakiman artistik dibanding suatu penilaian ilmiah' ( ibid.: 62).

REDEFINISI KECERDASAN

Definisi tentang kecerdasan dimulai ketika kebutuhan akan istilah kecerdasan mengemuka dikalangan masyarakat Prancis. Kebutuhan untuk mengetahui arti dan pentingnya ukuran kecerdasan manusia dapat dikatakan berawal di Paris tahun 1900, ketika Menteri Pendidikan Perancis dan para pemimpin kota Paris berbicara dengan seorang ahli psikologi bernama Alferd Binet tentang sebuah permintaan yang tidak biasa yaitu: Apakah dia dapat merancang semacam ukuran yang dapat memperkirakan anak muda mana yang akan sukses dan mana yang akan gagal dari sekolah dasar di Paris?

Binet dengan segala kemampuannya diminta oleh penguasa sebagai penyampai alasan akademis dan profesional pada saat itu tentang pintu nasib dari jutaan kaum buruh. Bagi yang berhasil melewati pintu Binet, maka orang tersebut akan mempunyai profesi yang baik, jika gagal melewati pintu tersebut hanya kekuatan otot yang dipertaruhkan. Bagaimana pintu itu bekerja, Binet berhasil dan lahirlah IQ Test. Sejak saat itu dimulailah perkembangan teori-teori kecerdasan dari ahli-ahli psikologi dunia.

Sabtu, 29 November 2008

Proposal Perbaikan Mutu Guru Indonesia


Sebuah
SOLUSI BARU
MASALAH KLASIK
bagi Pendidikan lebih Bermutu di Indonesia

Persembahan MI21

Untuk mengejar ketertinggalan kualitas sumber daya manusia Indonesia dibanding sumber daya manusia negara-negara lain di Asia maupun di dunia, MI21 memandang perlu adanya reformasi di bidang pendidikan.

Mengapa pendidikan?


PROSESPendidikan adalah sebuah pintu pembuka untuk memasuki gerbang kemajuan kualitas sumber daya manusia sebuah bangsa. Pendidikan di Indonesia saat ini seperti seorang atlet pelari yang berlari mengejar ketertinggalan dari pelari-pelari yang lain.
Dalam proses ini, banyak masalah pendidikan yang terjadi. Secara garis besar masalah pendidikan di Indonesia terletak pada tiga hal, yaitu input, proses, dan output.

Inventarisasi masalah pada input pendidikan antara lain:

• Sistem perekrutan guru yang perlu direformasi.
• Sistem penerimaan siswa baru yang perlu ditinjau ulang kembali.
• Sistem pendidikan yang mendidik dan meluluskan para guru perlu dievaluasi kembali.

Inventarisasi masalah pada proses pendidikan antara lain:

• Sistem manajemen sekolah yang belum profesional, termasuk di dalamnya kualitas personal sekolah, mulai dari pemilik sekolah, kepala sekolah, guru, sampai karyawan.
• Sistem pengajaran sekolah yang masih konvensional, baik pada kurikulum (materi yang diajarkan), proses (bagaimana materi diajarkan) dan produk (hasil dari proses pembelajaran).

Inventarisasi masalah pada sisi output pendidikan antara lain:

• Kualitas lulusan pendidikan yang masih rendah dan tertinggal dibandingkan negara-negara di Asia.
• Hasil pendidikan pada institusi pendidikan tidak sesuai dengan harapan nyata yang dibutuhkan masyarakat, dan tidak membawa perubahan positif dalam aktivitas masyarakat sekitar.
• Belum adanya relasi nyata antara dunia pendidikan di sekolah dengan dunia masyarakat yang banyak tergantung pada pekerjaan, keahlian, kreativitas, dan kemampuan berinteraksi dalam suatu komunitas.Banyaknya pengangguran intelektual. Di negara ini seorang yang berpendidikan strata 2/S2 masih banyak yang sulit mencari pekerjaan.

SEMINAR

1. Paket seminar pendidikan bersifat reguler dan tematik berbasis Multiple Intellegences.
2. Target peserta adalah masyarakat luas atau khusus, para pengurus sekolah, wali murid dan masyarakat umum.
3. Paket seminar dengan lingkup luas: tingkat Kabupaten, Propinsi, dan Nasional.

RESEARCH

Multiple Intelligences Researh (MIR) merupakan upaya pendeteksian kecenderungan kecerdasan siswa.

Hasil riset ini berguna untuk:

1. Mengetahui kecenderungan kompetensi kecerdasan siswa dari yang tertinggi sampai terendah.
2. Mengetahui gaya belajar siswa sesuai dengan kecerdasannya.
3. Mengembangkan semua potensi kecerdasan siswa.
4. Sebagai pedoman dalam pembagian kelas.Sebagai data untuk guru dalam strategi mengajar.

TRAINING

1. Training Kurikulum Berbasis Kompetensi

• Training Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan paket pelatihan dan sosialisasi Kurikulum Berbasis Kompetensi kepada sekolah-sekolah yang membutuhkan.
• Paket ini secara langsung membantu Dinas Pendidikan setempat untuk menyosialisasikan KBK.

Paket Training KBK ini meliputi 6 modul:

1. Kurikulum Berbasis Kompetensi.
2. Kurikulum dan hasil belajar.
3. Penilaian berbasis kelas.
4. Kegiatan belajar mengajar.
5. Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah.Sistem komputerisasi penilaian portofolio.

1. Training Pengajaran Guru

• Training pengajaran guru merupakan paket pelatihan guru agar guru dapat mengajar dengan baik dan efektif dalam kelas.
• Training ini berisi metodologi pengajaran modern yang sudah terbukti hasilnya di negara-negara maju. Konsep metodologi pengajaran ini menggunakan:

1. Multiple Intelligences.
2. Accelerated Learning.
3. Collaborative Learning.
4. Environment Learning.
5. Quantum Learning.

Materi pelatihan meliputi 5 modul:

1. Persiapan mengajar.
2. Pembuatan lesson plan.
3. Strategi pengajaran.
4. Pengembangan kurikulum.Manajemen Kelas.

1. Training Character Building

Character Building adalah sebuah materi pendidikan dasar yang penting namun sangat disayangkan tidak mendapatkan tempat dan perhatian utama di sekolah-sekolah.
Character Building merupakan usaha membangun karakter dan sifat siswa dalam bersikap baik dan berbudi pekerti luhur sehingga mempunyai rasa tanggung jawab akan keberhasilannya.

2. Training Kepemimpinan Siswa dan Organisasi Sekolah lainnya.

Pelatihan Kepemimpinan sangat dibutuhkan untuk kesiapan dan pembangunan mental siswa yang duduk dalam suatu kepengurusan sekolah.
Manfaat pelatihan kepemimpinan adalah:

1. Melatih jiwa kepemimpinan siswa.
2. Melatih kemampuan interpersonal.
3. Melatih membuat perencanaan sampai ke pelaksanaan proyek.Melatih bernegosiasi.

1. Training Outbound dan Liburan Edukasi

Paket outbound dan liburan edukasi merupakan acara ekstrasekolah untuk pelajar dan keluarga yang dilaksanakan di luar kota dengan tujuan-tujuan pembinaan yang tepat, antara lain:

• Melatih fisik siswa.
• Mengenal alam dan lingkungan.
• Mengenal kemampuan-kemampuan diri yang tersembunyi.
• Mengenal potensi sebuah daerah dan mata pencaharian masyarakatnya.

MANAGEMENT SYSTEM

1. System Pendirian Sekolah Unggul.

Mulai pemilihan lahan/ tanah.
Tata ruang sekolah dan manajerial gedung.
Studi kelayakan pendirian sekolah.
Rekruitmen manajerial sekolah, guru dan karyawan.
Sistem Penerimaan Siswa Baru (PSB).Indikator sistem keberhasilan.

1. Sistem perekrutan guru/tenaga pengajar.

• Sistem perekrutan guru merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan suatu proses belajar mengajar. Hampir 70% keberhasilan belajar terletak pada pundak guru.
• Sistem perekrutan guru dikemas secara profesional dan berbasis kompetensi yang meliputi 4 modul:

1. Kualitas akademik.
2. Kualitas performance.
3. Kualitas komitmen.
4. Kualitas kreativitas.

• Paket perekrutan ini ditawarkan untuk perekrutan guru mulai tingkat pendidikan play group, Taman Kanak-Kanak, SD, SLTP, SMA, sampai perguruan tinggi.

2. Sistem Penerimaan Siswa Baru (PSB).

Sistem penerimaan siswa baru merupakan sebuah sistem modern yang dikemas dengan paradigma baru, yaitu setiap siswa mempunyai kecerdasan tertentu dan sebenarnya tidak ada siswa yang bodoh.Sistem penerimaan siswa baru ini menggunakan konsep Multiple Intelligences Research yang merupakan penelitian komprehensif untuk mengetahui kecenderungan kecerdasan siswa.

1. Sistem Penelitian Pemilihan Jurusan.

Penelitian ini ditujukan kepada siswa kelas 3 SLTP ke SMA/SMK, kelas 1 ke kelas 2 SMA dan SMA ke perguruan tinggi.
Manfaat penelitian ini adalah:
Ø Mengetahui jurusan yang sesuai dengan kemampuan kognitif, psikomotorik, bakat dan kesempatan di perguruan tinggi.
Ø Membantu calon mahasiswa agar tidak salah pilih jurusan.

CONSULTANT

Jasa konsultan ini diberikan jika institusi atau lembaga yang bersangkutan telah melalui tahapan mulai Seminar, Research, dan Training yang kami diselenggarakan MI21 atau dipesan khusus (in house) oleh institusi atau lembaga tersebut.Konsultasi bertujuan agar setiap institusi atau lembaga yang telah menggunakan jasa MI21 tidak merasa dilepas dan berjalan kebingungan sendiri, dan ini merupakan finishing dari seluruh perjalanan bagaimana memahamkan kepada klien MI21 mencapai “pulau impian paradigma baru pendidikan bermutu berbasiskan multiple intelligences system.”


Discovering human`s multiple intelligences ...

Senin, 24 November 2008

TAHAPAN PENERAPAN MIS PADA SEKOLAH

1. TAHAPAN LEMBAGA YAYASAN
Pada tahapan ini MIS diperkenalkan terlebih dahulu kepada Pembina dan Ketua Yayasan sebagai key person maupun sebagai decision maker bagi laju kembangnya lembaga dan unit sekolah dibawahnya. Setelah seluruh personil tersebut memahami dan menyepakati konsep dari MIS secara utuh maka kami dari Pihak Lembaga Manajemen Sistem Edukasi (LMSE) MI21, akan menindaklanjuti kerjasama dalam bentuk MoU (SD 6 tahun dan minimal 5 tahun – PG, TK, SMP & SMA) dan LoC (kontrak kerja setiap 1 tahun).

Kamis, 14 Agustus 2008

Unlock Multiple Intellegence Power in Class Room


”Bagaimana membuka kunci Kekuatan Multiple Intellegence pada setiap siswa / anak, sehingga guru dan orang tua bisa melesatkan prestasi setiap siswa / anak di Sekolah – sekolah dan rumah - rumah”

Pada tahun 1983, Howard Gardner seorang psikolog dari Harvard University mempersoalkan tentang makna “kecedasan” dan kevalidan test IQ. Dan menemukan keunikan manusia dengan teori Multipel Intelligence dan sekaligus merubah wajah dunia pendidikan kearah yang lebih humanis, Konsepnya “Setiap orang mempunyai lebih dari satu kecerdasan, minimal memiliki 8 kecerdasan yaitu linguistik, logika-matematika, Interpersonal, intrapersonal, musikal, naturalis, visual-spasial, dan kinestetis. Setiap orang memiliki 8 kecerdasan ini dengan kadar perkembangan yang berbeda. Kecerdasan lebih berkaitan dengan kebiasaan yang mempunyai kemampuan terhadap 2 hal, yaitu (1) memecahkan masalah dan (2) menciptakan produk-produk baru yang bernilai budaya.

Teori “kecerdasan puspadimensi” (multiple intelligence) telah meyakinkan setiap pendidik bahwa setiap nara didik adalah anak yang cerdas, menurut jenis kecerdasan yang dimiliki sebagai bawaan lahir atau pun yang berkembang sebagai hasil pendidikan dalam budaya. Teori ini penting diaplikasikan dalam pendidikan

Bahwa tidak ada anak yang bodoh dan tidak ada pelajaran yang sulit, itu lebih disebabkan karena setiap siswa/ anak telah diketahui apa kompetensinya (Kecerdasan MI tertingginya). Indikator kompetensi akan bermanfaat apabila guru mengetahui strategi penerapkan MI dalam proses belajar mengajar.


Strategi tersebut meliputi:

1 Mengetahui kecerdasan masing-masing siswa, dengan MI Research.
2 Menggunakan MI dalam kerangka strategi pengajaran (lesson plan)
3 Menggunakan MI dalam manajemen kelas
4 Menggunakan MI dalam Lingkungan kelas
5 Menggunakan MI dalam penilaian

Step of Teachers Competance:

1 Mediocre teacher - tells ( Guru perdana – baru bisa menceritakan)
2 Good teacher - explains (Guru yang baik – sudah bisa menjelaskan)
3 Superior teacher - demonstrates ( Guru Superior – bisa mempertunjukkan)
4 Great teacher - inspires ( Guru agung – bisa mengilhami)


By : William A. Ward.


Multiple Intelligence sebagai dasar Pembuatan Lesson Plan



"Mengapa seorang guru harus membuat lesson plan sebelum mengajar? "

"Apakah tidak cukup dengan guru mengajar biasa-biasa saja?"


Lesson plan adalah perencanaan yang dibuat oleh guru sebelum mengajar. Banyak sekali guru pada saat mengajar tidak membuat terlebih dahulu lesson plan. Akan berbeda kualitas pembelajaran seorang guru yang diawali dengan pembuatan lesson plan dibandingkan dengan guru yang tidak melakukan persiapan lesson plan sebelum mengajar.


Menurut Bobbi dePorter, paradigma guru dalam mengajar dengan menggunakan model quantum atau pembelajaran tingkat tinggi, harus dilakukan dengan perencanaan yang matang melalui lesson plan.


Lesson plan bukan untuk mempersulit guru, sebaliknya akan mempermudah. Dampak dari kegiatan pembuatan lessonplan sebuah kondisi yang diperkenalkan di superCamp dengan sebutan ABCs for Teacher.

Mengetahui kecerdasan masing-masing siswa, dengan MI Research

Konsep Multiple Intelligence Research lahir dari premis MI yang dicetuskan oleh DR Howard Gardner, maka sejak itu menyebarlah alat riset diseluruh dunia berbasis Budaya Negara Setempat (Adaptasi Budaya), mengingat dasar penelitian yang dikembangkan Gardner adalah konstrutivisme, dimana Intelligence manusia tidak lagi dilihat seperti suatu benda yang bersifat tetap, bila hal ini kita fikirkan bersama, maka kita akan temui bahwa apa saja yang dimiliki manusia semuanya mengalami perubahan dan tidak ada yang bersifat tetap. demikian juga apa yang menjadi kecenderungan kita semasa belajar (tugas perkembangan sesuai tahapannya), maka kita akan melihat hal - hal yang diteliti oleh Gardner menjadi satu konsep yang benar - benar mencerahkan.

Riset MI ini berbasis 8 kecerdasan yang menjadi dasar teori MI. dan ini bisa menjadi langkah awal dalam memahami konsep belajar di kelas lebih baik lagi, karena apa saja yang akan dilakukan terhadap kelas maka seorang guru harus melihat komponen apa saja yang tersedia dikelas (MI-nya) dengan demikian siswa sebagai Customer yang harus dilayani oleh Guru sebagai fasilitator akan benar - benar terpuaskan. dan apa yang terjadi bila siswa terpuaskan ? maka mereka akan merasa Enjoyed dalam belajar dan menghadapi pembelajaran.

MI DESCRIPTION


1. KECERDASAN LINGUISTIK
Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap arti kata, urutan kata, suara, ritme dan intonasi dari kata yang di ucapkan. Termasuk kemampuan untuk mengerti kekuatan kata dalam mengubah kondisi pikiran dan menyampaikan informasi.

2. KECERDASAN LOGIK MATEMATIK
Kecerdasan logik matematik ialah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Ia mampu memikirkan dan menyusun solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal). Ia suka angka, urutan, logika dan keteraturan. Ia mengerti pola hubungan, ia mampu melakukan proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir deduktif artinya cara berpikir dari hal-hal yang besar kepada hal-hal yang kecil. Proses berpikir induktif artinya cara berpikir dari hal-hal yang kecil kepada hal-hal yang besar.

3. KECERDASAN VISUAL DAN SPASIAL
Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat). Visual artinya gambar, spasial yaitu hal-hal yang berkenaan dengan ruang atau tempat. Kecerdasan ini melibatkan kesadaran akan warana, garis, bentuk, ruang, ukuran dan juga hubungan di antara elemen-elemen tersebut. Kecerdasan ini juga melibatkan kemampuan untuk melihat obyek dari berbagai sudut pandang.

4. KECERDASAN MUSIK Kecerdasan musik adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme, melodi dan timbre dari musik yang didengar. Musik mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan kemampuan matematika dan ilmu sains dalam diri seseorang.


5. KECERDASAN INTERPERSONAL
Kecerdasan interpersonal ialah kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Peka pada ekpresi wajah, suara dan gerakan tubuh orang lain dan ia mampu memberikan respon secara efektif dalam berkomunikasi. Kecerdasan ini juga mampu untuk masuk ke dalam diri orang lain, mengerti dunia orang lain, mengerti pandangan, sikap orang lain dan umumnya dapat memimpin kelompok.


6. KECERDASAN INTRAPERSONAL
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri. Dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Mampu memotivasi dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri. Orang yang memilki kecerdasan ini sangat menghargai nilai (aturan-aturan) etika (sopan santun) dan moral.

7. KECERDASAN KINESTETIK
Kecerdasan kinestetik ialah kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan. Kecerdasan ini juga meliputi keterampilan fisik dalam bidang koordinasi, keseimbangan, daya tahan, kekuatan, kelenturan dan kecepatan.


8. KECERDASAN NATURALIS
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di alam maupun lingkungan. Intinya adalah kemampuan manusia untuk mengenali tanaman, hewan dan bagian lain dari alam semesta.