1. Sekolah menjadi pusat sumber daya manusia sepanjang hayat.
2. Aktivitas sekolah berdampak langsung terhadap keluarga dan masyarakat sekitarnya.
3. Sistem kurikulum dan manajemen sekolah BOTTOM => UP. Segala yang menjadi kebutuhan masyarakat dan pelajar diangkat menjadi satu bentuk pembelajaran.
4. Setiap pelajaran terintegrasikan dengan 3 mata pelajaran utama, yaitu: · belajar tentang cara belajar. · belajar tentang cara berpikir. · belajar tentang aplikasi kehidupan sehari-hari.
5. Belajar yang menggembirakan, mengasuh, dan berpusat pada siswa.
6. Sekolah menawarkan pilihan sesuai dengan bakat siswa. Berdasar hasil dan kreativitas.
7. Pendekatan belajar holistik, kontekstual dan saling berkaitan.
8. Belajar yang memanfaatkan seluruh otak, multi indera, dan aktif secara fisik.
9. Gambar dan pengalaman konkrit sebagai landasan belajar.
10. Semua siswa dianggap pandai dan semua pelajaran mudah.
11. Guru mengajar dengan Student Talking time, Interactive book, Global analysis dan Heterogen.
12. Guru memberikan informasi berupa pengalaman sebelum sampai konsep.
13. Guru harus mengakui setiap usaha siswa, baik jawaban yang benar maupun yang salah.
14. Prioritas dalam mengajar adalah 20% penyampaian guru dan 80% aktivitas siswa.
15. Pada semua lingkungan ada proses belajar, belajar tidak hanya tidak hanya di dalam kelas.
16. Guru sebagai aktor di dalam kelas yang membuat siswa terkesima dan senang.
17. Guru mengajar menurut gaya belajar siswa dan kecenderungan kecerdasan siswa.
Salaam Great Teacher,
Amin Fa.
Jumat, 29 Mei 2009
Minggu, 24 Mei 2009
PARADIGMA LAMA SEKOLAH MODEL KONVENSIONAL
1. Sekolah hanya menjadi pusat pengajaran mulai jam 7 pagi sampai jam 2 siang.
2. Aktivitas belajarnya tidak mempunyai basis masyarakat.
3. Sistem kurikulum dan manajemen sekolah TOP à DOWN. Semua materi dikemas oleh pusat dan diteruskan ke bawah, sering terjadi kesenjangan antara pelajaran di sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
4. Setiap pelajaran berdiri sendiri dan terpisah dari aplikasi kehidupan sehari-hari.
5. Belajar adalah doktrin, serius, suram, kering, kaku dan berpusat pada guru.
6. Sekolah seperti pabrik, mencetak siswa menjadi ukuran dan bentuk yang sama. Berdasar waktu dan patuh pada petunjuk.
7. Pendekatan belajar linier, mekanistis dan terkotak-kotak.
8. Belajar yang kognitif, verbal, menekankan otak kiri dan pasif secara fisik.
9. Kata-kata dan konsep abstrak sebagai landasan belajar.
10. Ada pembagian pembagian kelas menurut kepandaian siswa (kelas akselarasi)
11. Guru mengajar dengan penyakit DYSTECHIA dengan virus 4T, yaitu : Teacher talking time, Textbook & quite book, Task analysis, Tracking
12. Guru langsung mengajar tentang konsep.
13. Guru hanya mengakui setiap usaha siswa yang benar, tidak dengan yang salah.
14. Prioritas dalam mengajar 80% penyampaian guru dan aktivitas siswa hanya 20%.
15. Lingkungan belajar hanya dalam kelas yang dibatasi dinding dan bangku.
16. Guru menjadi sosok yang harus didengarkan, dituruti perintahnya dan tidak boleh dikritik dan menakutkan.
17. Guru mengajar dengan gaya belajar guru sendiri, siswa harus mengikuti gaya belajar guru dan tidak memperdulikan kecenderungan kecerdasan siswa.
2. Aktivitas belajarnya tidak mempunyai basis masyarakat.
3. Sistem kurikulum dan manajemen sekolah TOP à DOWN. Semua materi dikemas oleh pusat dan diteruskan ke bawah, sering terjadi kesenjangan antara pelajaran di sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
4. Setiap pelajaran berdiri sendiri dan terpisah dari aplikasi kehidupan sehari-hari.
5. Belajar adalah doktrin, serius, suram, kering, kaku dan berpusat pada guru.
6. Sekolah seperti pabrik, mencetak siswa menjadi ukuran dan bentuk yang sama. Berdasar waktu dan patuh pada petunjuk.
7. Pendekatan belajar linier, mekanistis dan terkotak-kotak.
8. Belajar yang kognitif, verbal, menekankan otak kiri dan pasif secara fisik.
9. Kata-kata dan konsep abstrak sebagai landasan belajar.
10. Ada pembagian pembagian kelas menurut kepandaian siswa (kelas akselarasi)
11. Guru mengajar dengan penyakit DYSTECHIA dengan virus 4T, yaitu : Teacher talking time, Textbook & quite book, Task analysis, Tracking
12. Guru langsung mengajar tentang konsep.
13. Guru hanya mengakui setiap usaha siswa yang benar, tidak dengan yang salah.
14. Prioritas dalam mengajar 80% penyampaian guru dan aktivitas siswa hanya 20%.
15. Lingkungan belajar hanya dalam kelas yang dibatasi dinding dan bangku.
16. Guru menjadi sosok yang harus didengarkan, dituruti perintahnya dan tidak boleh dikritik dan menakutkan.
17. Guru mengajar dengan gaya belajar guru sendiri, siswa harus mengikuti gaya belajar guru dan tidak memperdulikan kecenderungan kecerdasan siswa.
Langganan:
Postingan (Atom)